Jokowi: " Jangan Satukan Politik dan Agama "



NEWS - Pemahaman agama yang moderat ini, lanjut Ma'ruf, tampak pada dua organisasi Islam besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
"NU misalnya menyelesaikan Islam dan Pancasila, masalah hubungan dengan non-Muslim. Semua diberi landasan-landasan keagamaan. Nah kalau itu sebenarnya antara politik dan agama menjadi saling menopang," ujar Ma'ruf Amin.

Jauh sebelum pernyataan Presiden Jokowi tersebut, Mentri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah mengungkapkan hal yang senada. Tidak terlalu lama setelah kasus penistaan agama bergulir, Menteri Ryamizard  mengomentari polemik yang menyangkut hal tersebut.

Saat menggelar silaturahim dengan sejumlah ulama dan tokoh agama Islam se-Jabodetabek, Ryamizard menegaskan bahwa jangan mencampurkan persoalan agama dan politik.
Jika dua hal itu bercampur, potensi untuk menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat sangat tinggi.
" Politik itu ada yang benar dan ada yang tidak benar, tapi Lebih banyak yang tidak benar," ujar Ryamizard saat berbicara di aula Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan RI, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).

Ryamizard menjelaskan, politik selalu rentan dengan beragam kepentingan dan asumsi. Sementara agama merupakan sebuah kebenaran yang berasal dari Tuhan.
Jika disatukan, agama akan mudah disalahgunakan untuk kepentingan politik. Dia pun meminta para tokoh agama dan ulama untuk menyampaikan hal tersebut di setiap khotbah.

"Ajaran agama merupakan kebenaran sejati. Sedangkan politik rentan kepentingan dan asumsi sesorang. Saya minta ustaz yang harus sampaikan hal ini," ucap Ryamizard (hdew)

《《《 baca sebelumnya
Jokowi: " Jangan Satukan Politik dan Agama " Jokowi: " Jangan Satukan Politik dan Agama " Reviewed by Timexpose on Maret 30, 2017 Rating: 5