Menghadapi Kenakalan Anak Tanpa Memberi Hukuman Fisik



BUAH HATI - Dalam mendidik anak itu, idealnya jangan pernah memberlakukan hukuman, karena hukuman itu lebih mengesankan satu arah- orang tua ke anak- tanpa memberi kesempatan pada anak untuk mempertimbangkan apa sebenarnya yang paling cocok buat mereka.

     Lagi pula, bukankah anak balita masih belum bisa memahami hubungan antara tindakannya yang 'nakal' (menurut orang tua) dengan pukulan yang diterimanya? Anak hanya akan merasakan sakit karena dipukul tanpa tahu kenapa kok dipukul. Jika sudah demikian, biasanya anak bukan berubah dan menyadari perbuatannya, malah sebaliknya makin meningkatkan kenakalannya.

     Akan semakin sulit jika hukuman yang diterapkan orang tua menjadi semacam kebiasaan. Si anak akan tetap melakukan dengan intensitas yang lebih tinggi. Atau kalaupun si anak tidak lagi melakukan tindakan 'nakal'-nya, hal ini bukan karena dia menyadari kenakalannya, tetapi lebih pada rasa takut akan dipukul lagi. Artinya, pukulan tersebut sama sekali tidak bisa mendisiplinkan anak atas kesadarannya sendiri.

     Jadi, jika anak sudah dihukum berkali-kali tetapi ternyata tidak menampakkan perubahan dari tingkah lakunya, segera pola hukumannya dihentikan karena itu berarti tidak lagi cocok untuk diterapkan. Begitu juga buat para orang tua yang masih suka menghukum anaknya dengan kekerasan fisik, agar segera menghentikannya karena cara tersebut saat ini sudah tidak cocok lagi alias kuno.

     Jadi, apa yang  sebaiknya Anda lakukan? Ganti kata hukuman dengan kata konsekwensi. Kata konsekwensi merujuk pada kondisi yang bisa saling tawar menawar. Di sini, anak bisa ikut menentukan kewajiban apa yang harus dia jalani jika ia tidak menjalankan sesuatu yang seharusnya dikerjakan.

     Selain itu, sebagai orang tua Anda juga harus pandai-pandai membaca gelagat anak. Misalnya anak Anda sedang tidak mau makan, tanyakan padanya apa yang membuatnya demikian. Karena mungkin saja perutnya  atau tenggorokannya sakit.

     Mengenai bentuk konsekwensi sendiri, disarankan agar dibicarakan dengan sang anak. Misalnya, kalau kakak mengakali adiknya, ia akan dilarang melakukan aktivitas yang disenanginya, misalnya bersepeda. Pasti, anak akan lebih menderita jika ia dilarang bersepeda ketimbang dia dipukul. Di samping itu, cara demikian sekaligus melatih anak berdialog dan mengenalkan konsep sportivitas sejak masih kecil.
Semoga bermanfaat. (Nda)
Menghadapi Kenakalan Anak Tanpa Memberi Hukuman Fisik Menghadapi Kenakalan Anak Tanpa Memberi Hukuman Fisik Reviewed by Timexpose on Maret 19, 2017 Rating: 5