Rumor Dari Maha Karya Omyang Jimbe

Pakerisan- Keris Omyang Jimbe, di percaya oleh beberapa kalangan merupakan pusaka yang istimewah. Dengan ragam versi keunikanya, keris omyang sampai saat ini masih merupakan satu di antara keris yang masih di buru oleh peminat dunia mistik dengan latar belakang yang berbeda mengenai kepercayaanya. Ada yang beranggapan keris tersebut memiliki tuah yang unik, membawa hoki dan lain sebagainya.

Sebagian literatur kuno baik versus jawa perihal histori perkerisan (serat centhini) ataupun buku-buku yang di terbitkan oleh penjajah Belanda zaman dulu. Beberapa memang menceritakan bahwa keris berdapur puthut kembar yang umum di sebut dengan nama omyang jimbe ini mempunyai ragam versi.

Walau sesungguhnya penamaan omyang jimbe kurang cocok, lantaran penamaan tersebut di ambil dari nama seseorang empu bernama omyang yang konon hidup di zaman kerajaan pajang. Sehingga penamaan dapur puthut kembar ini menjadi sangatlah akrab di sebut sebagai keris omyang jimbe sampai saat ini.

 Rumor terdapatnya banyak keutamaan dari keris yang umum di sebut omyang ini, juga menjadikan pusaka satu ini memiliki aneka sebutan, yang di sesuaikan dengan fungsi yang di percaya sebagai tuahnya.

Di antara sebutanya ialah: Omyang jimbe, Omyang Tagih, Omyang Lebih Beras, Omyang Cungpet (pemadam listrik) , Omyang Darah serta Omyang Kera Nadah (sisi gandhik bentuk kera kembar bukanlah puthut kembar) dan sebagainya. Dan pusaka jimbe yang di katagorikan memiliki nama tersebut sangat di percaya sebagian kalangan termasuk  kelompok keris omyang langka, dan katanya memiliki nilai mahal jika lulus dalam tes tertentu.

Seiring perkembangan rumor yang masih di percaya, keris ini banyak akhirnya banyak di ciptakan dengan bentuk sama atau berpamor lain yang kadang lebih indah lagi.

Tentunya semakin meramaikan dunia perburuan dan ada yang dengan alih- alih fungsi, nama serta harga yang di tawarkan.

Sebenarnya semakin banyak bermunculanya keris -keris baru akan menambah semarak dunia pakerisan, terlebih dengan sisih positif kelestarian sebuah warisan leluhur dan juga pengembangan sebuah karya yang sudah selayaknya harus sempuyun (terus di warisi) oleh kita generasi pendahulu.

Serta Bahwasanya biarkan keris dengan segala keunikan serta peminatnya selalu berkutat, membuktikan bahwa roh- roh maha karya leluhur masih menetap serta enggan di enyah warisan budaya lain yang sudah perlahan terlupakan.

Di samping tentunya dampak negatif dari sebuah kepercayaan semu, yang tidak seharusnya juga harus di waspadai. (Sk)