Raihlah Ini Dalam Pelatihan Spiritual Bulan Ramadhan Nanti
ISLAMI - Raihlah Ini Dalam Pelatihan Spiritual Bulan Ramadhan Nanti. Sabda-sabda Rosullullah SAW mengingatkan kita agar pelatihan spiritual terutama di Bulan Romadhon. Menjadikan kita dapat menguasai diri lahir dan batin.
Hidup sederhana bukanlah miskin, belajar lapar bukanlah kelaparan. Hidup sederhana adalah menikmati hidup ini dengan penuh empati dengan cara merasakan derita orang lain.
Kerinduan paling dalam yang dirasakan manusia takwa ialah mereguk “ UswatunHasanah”, meneladani hidup sederhana seperti yang dicontohkan Rosullullah SAW.
1. Memenuhi undangan kaum dhuapa dengan penuh cinta, beliau membelai rambut anak-anak yatim dengan penuh kasih sayang.
2. Ketika Allah menawarkan Gunung Uhud diubah menjadi emas permata, dengan hati yang lembut beliau bersabda“ Allah Huma Ya Allah, jadikanlah hamba lapar sehari dan kenyang sehari. Ketikalapar hamba dapat bersabar, ketika kenyang hamba dapat bersyukur kepadaMu.
3. Rosullullah tidur beralaskan tikar dari daun kurma kering, ketika bangun goresan tikar itu membekas di wajahnya.
Salah seorang sahabat berkata“ Wahai Rosulullah bila engkau mau kami akan buatkan tempat peraduan “Kemudian Rosul menjawab “ Ada apa dengan dunia ? di dunia ini aku seorang pengembara atau musafir yang berteduh sejenak di bawah pohon, kemudian berlalu meninggalkannya “.
Ali Bin Abi Thalib bersama istrinya Fatimah Azzahra, pada suatu masa beliau berdua terserang penyakit demam tinggi selama berhari-hari. Kemudian beliau bernadar seandainya kami disembuhkan dari penyakit ini maka kami akan puasa selama tiga hari berturut-turut.
Allah mengabulkan permintaan Ali Bin Abi Tholibdan Ali bin Abi Thalib melaksanakan nadarnya. Pada hari pertama ketika akan berbuka puasa tiba-tiba datang seorang pengemis meminta makan dia menyatakan sudah tiga hari tidak makan. Maka Ali Bin Abi Tholib pun menyerah kan semua makanan untuk pengemis itu maka hari pertama puasa beliau hanya minum air.
Pada hari kedua juga demikian beliau kedatangan anak yatim yang sangat menghawarirkan maka diserahkan pula makanan untuk buka puasa. Pada hari kedua ini pula ia berbuka hanya minum air putih dan pada hari berikutnya Ali Bin Abi Tholib juga kedatangan seorang musyafir yang sedang mengadakan perjalanan sudah berhari-hari, dia tidak makan karena kehilangan bekal maka diberikannya makanan untuk buka puasa kepada musafir itu, untuk hari terakhir puasa nazhar itu dilalui beliau dengan minum air putih.
Persis tiga hari Ali dan istrinya hanya minum air putih tanpa makanan. Ini semua merupakan gambaran tentang keteladanan yang dilakukan Ali betapa beliau lebih mementingkan penderitan orang lain dari pada dirinya sendiri inilah yang disebut dengan gambaran kesetiakawanan.
Mari kita kaitkan pada masa sekarang betapa Uhwatun Hasanah tak lagi menyentuh hati, hidup hanya menghamba dunia, akalnya mati, digelapkan matahati, terpenjara ambisi nafsu tirani, bayangan popularitas, harta dan jabatan.
Kalau kehidupan kita di masa sekarang meniru kehidupan nabi niscaya umat manusia tidak akan berbondong-bondong melaksanakan kesesatan, kemunafikan dan hal-hal yang dapat merusak agama bangsa dan Negara. Kerusakan alam dan banyaknya fakir miskin yang melanda karena kita kurang lagi peduli dan lebih suka bersikap masa bodoh, sehingga rasa empati perlahan hilang dan mulai menjauh dari rasa solidaritas.
Di Bulan Rajab ini marilah kita sisihkan rizki demi rasa empati kita kepada fakir miskin dan anak yatim. Tentunya juga demi menumbuhkan rasa solidaritas kita pada sesama, serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan antar umat demi mewujudkan rasa simpati masyarakat.
Rosullullah berpesan“ Sesungguhnya umatku akan selalu dalam kemenangan selama mereka mau makan setelah lapar, berhenti makan setelah kenyang."
Semoga barokah ramadhan mendatang, memberikan kita sikap sederhana, rizqi melimpah, dan rasa peduli terhadap sesama. Seperti yang Beliau contohkan. Aamiin..
Hidup sederhana bukanlah miskin, belajar lapar bukanlah kelaparan. Hidup sederhana adalah menikmati hidup ini dengan penuh empati dengan cara merasakan derita orang lain.
Kerinduan paling dalam yang dirasakan manusia takwa ialah mereguk “ UswatunHasanah”, meneladani hidup sederhana seperti yang dicontohkan Rosullullah SAW.
Beberapa contoh kesederhanaan Nabi Muhammad SAW antara lain :
1. Memenuhi undangan kaum dhuapa dengan penuh cinta, beliau membelai rambut anak-anak yatim dengan penuh kasih sayang.
2. Ketika Allah menawarkan Gunung Uhud diubah menjadi emas permata, dengan hati yang lembut beliau bersabda“ Allah Huma Ya Allah, jadikanlah hamba lapar sehari dan kenyang sehari. Ketikalapar hamba dapat bersabar, ketika kenyang hamba dapat bersyukur kepadaMu.
3. Rosullullah tidur beralaskan tikar dari daun kurma kering, ketika bangun goresan tikar itu membekas di wajahnya.
Salah seorang sahabat berkata“ Wahai Rosulullah bila engkau mau kami akan buatkan tempat peraduan “Kemudian Rosul menjawab “ Ada apa dengan dunia ? di dunia ini aku seorang pengembara atau musafir yang berteduh sejenak di bawah pohon, kemudian berlalu meninggalkannya “.
Keteladanan Lain Yang Dicontohkan Oleh Menantu dan Anak Nabi Muhammad Saw .
Ali Bin Abi Thalib bersama istrinya Fatimah Azzahra, pada suatu masa beliau berdua terserang penyakit demam tinggi selama berhari-hari. Kemudian beliau bernadar seandainya kami disembuhkan dari penyakit ini maka kami akan puasa selama tiga hari berturut-turut.
Allah mengabulkan permintaan Ali Bin Abi Tholibdan Ali bin Abi Thalib melaksanakan nadarnya. Pada hari pertama ketika akan berbuka puasa tiba-tiba datang seorang pengemis meminta makan dia menyatakan sudah tiga hari tidak makan. Maka Ali Bin Abi Tholib pun menyerah kan semua makanan untuk pengemis itu maka hari pertama puasa beliau hanya minum air.
Pada hari kedua juga demikian beliau kedatangan anak yatim yang sangat menghawarirkan maka diserahkan pula makanan untuk buka puasa. Pada hari kedua ini pula ia berbuka hanya minum air putih dan pada hari berikutnya Ali Bin Abi Tholib juga kedatangan seorang musyafir yang sedang mengadakan perjalanan sudah berhari-hari, dia tidak makan karena kehilangan bekal maka diberikannya makanan untuk buka puasa kepada musafir itu, untuk hari terakhir puasa nazhar itu dilalui beliau dengan minum air putih.
Persis tiga hari Ali dan istrinya hanya minum air putih tanpa makanan. Ini semua merupakan gambaran tentang keteladanan yang dilakukan Ali betapa beliau lebih mementingkan penderitan orang lain dari pada dirinya sendiri inilah yang disebut dengan gambaran kesetiakawanan.
Mari kita kaitkan pada masa sekarang betapa Uhwatun Hasanah tak lagi menyentuh hati, hidup hanya menghamba dunia, akalnya mati, digelapkan matahati, terpenjara ambisi nafsu tirani, bayangan popularitas, harta dan jabatan.
Kalau kehidupan kita di masa sekarang meniru kehidupan nabi niscaya umat manusia tidak akan berbondong-bondong melaksanakan kesesatan, kemunafikan dan hal-hal yang dapat merusak agama bangsa dan Negara. Kerusakan alam dan banyaknya fakir miskin yang melanda karena kita kurang lagi peduli dan lebih suka bersikap masa bodoh, sehingga rasa empati perlahan hilang dan mulai menjauh dari rasa solidaritas.
Beberapa kesederhanaan Nabi yang digambarkan di atas seharusnya menjadi pedoman bagi kita.
Di Bulan Rajab ini marilah kita sisihkan rizki demi rasa empati kita kepada fakir miskin dan anak yatim. Tentunya juga demi menumbuhkan rasa solidaritas kita pada sesama, serta menumbuhkan rasa kesetiakawanan antar umat demi mewujudkan rasa simpati masyarakat.
Rosullullah berpesan“ Sesungguhnya umatku akan selalu dalam kemenangan selama mereka mau makan setelah lapar, berhenti makan setelah kenyang."
Semoga barokah ramadhan mendatang, memberikan kita sikap sederhana, rizqi melimpah, dan rasa peduli terhadap sesama. Seperti yang Beliau contohkan. Aamiin..
Raihlah Ini Dalam Pelatihan Spiritual Bulan Ramadhan Nanti
Reviewed by Timexpose
on
Mei 04, 2017
Rating: