Mengenal Sejarah dan Filosofi Seni Beksan Tayub
Sangkawi.com - Kesenian ‘Tayub’, adalah tari yang memanggul konten rohani; ekspresi ketulusan dan kejujuran.
Tayub: Ditata kanti guyub (ditata hingga menyatu, selaras, serasi, seimbang). Artinya, melalui seni tari ini ada upaya pemberdayaan agar masyarakat makin bersatu dalam kebersamaan. Gerak tidak hanya diberi arti dari sudut estetikanya, melainkan menemukan filsafatnya. Sebuah tarian pergaulan yang disajikan dalam rangka menjalin hubungan sosial masyarakat dalam kesetaraan.
Pergelaran bertajuk ‘Langen Tayub dan Musik Campursari’ ini biasanya dibawakan oleh rombongan kesenian.
Tayub memiliki ciri khas tersendiri. Dari busana penarinya, gending atau lagu, tempo musik yang lebih pelan, dan masih banyak kekhasan lainya
Kesenian Tayub sudah ada sejak zaman Kerajaan Singosari, sekitar tahun 1200 M. Kemudian Tayub berkembang di Kerajaan Kediri dan Majapahit. Meski sudah ratusan tahun kesenian ini tetap bertahan hingga kini, walau ada sebagian orang pesimis kesenian ini makin terpinggirkan.
Kesenian Tayub adalah bentuk ritual ketika terjadi peristiwa penting. Cerita kedewatan (dewa-dewi), saat dewa-dewi mataya ( berjoget berjajar) dengan gerak yang guyub (serasi). Di masa para Wali (Wali Sanga), kesenian ini justru menjadi salah satu sarana dakwah, dengan berbagai pola tarian yang disesuaikan berdasarkan syariat Islam.
Kesenian Tayub terus berkembang menjadi tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Digelar pada acara pernikahan, khitan, atau acara hari-hari besar, misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia, perayaan pemilihan Kepala Daerah, dan acara lainnya.
Foto By Rizky |
Tayub: Ditata kanti guyub (ditata hingga menyatu, selaras, serasi, seimbang). Artinya, melalui seni tari ini ada upaya pemberdayaan agar masyarakat makin bersatu dalam kebersamaan. Gerak tidak hanya diberi arti dari sudut estetikanya, melainkan menemukan filsafatnya. Sebuah tarian pergaulan yang disajikan dalam rangka menjalin hubungan sosial masyarakat dalam kesetaraan.
Pergelaran bertajuk ‘Langen Tayub dan Musik Campursari’ ini biasanya dibawakan oleh rombongan kesenian.
Tayub memiliki ciri khas tersendiri. Dari busana penarinya, gending atau lagu, tempo musik yang lebih pelan, dan masih banyak kekhasan lainya
Kesenian Tayub sudah ada sejak zaman Kerajaan Singosari, sekitar tahun 1200 M. Kemudian Tayub berkembang di Kerajaan Kediri dan Majapahit. Meski sudah ratusan tahun kesenian ini tetap bertahan hingga kini, walau ada sebagian orang pesimis kesenian ini makin terpinggirkan.
Kesenian Tayub adalah bentuk ritual ketika terjadi peristiwa penting. Cerita kedewatan (dewa-dewi), saat dewa-dewi mataya ( berjoget berjajar) dengan gerak yang guyub (serasi). Di masa para Wali (Wali Sanga), kesenian ini justru menjadi salah satu sarana dakwah, dengan berbagai pola tarian yang disesuaikan berdasarkan syariat Islam.
Kesenian Tayub terus berkembang menjadi tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Digelar pada acara pernikahan, khitan, atau acara hari-hari besar, misalnya hari kemerdekaan Republik Indonesia, perayaan pemilihan Kepala Daerah, dan acara lainnya.
Mengenal Sejarah dan Filosofi Seni Beksan Tayub
Reviewed by Timexpose
on
Maret 08, 2019
Rating: