Ajaib, Perbanyak Istighfar di Waktu Mulia Ini | Ngaji Woles
Sangkawi.com -Waktu sahur, atau saat fajar menjelang sholat Subuh adalah waktu yang sangat istimewa untuk beribadah.
Mengapa istimewa, karena Allah mendekat ke seluruh hamba-Nya, menawarkan kepada semua hamba-Nya yang hendak bersimpuh di hadapan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Pada setiap malam, Allah Ta’ala turun kelangit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman:’ Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku akan aku ampuni.” (HR. Bukhari 1145 dan Muslim 758).
Di saat itulah, Allah menyebarkan rahmat, dan ampunan-Nya bagi umat manusia. Selayaknya kita manfaatkan untuk bersimpuh di hadapan Allah.
Imam Nawawi mengatakan,
وفيه تنبيه على أن آخر الليل للصلاة والدعاء والاستغفار وغيرها من الطاعات أفضل من أوله
Dalam hadis ini terdapat pelajaran bahwa waktu akhir malam lebih afdhal digunakan untuk shalat, berdoa, beristighfar, dan melakukan ketaatan lainnya, dari pada waktu awal malam. (Syarh Shahih Muslim, 6/38).
Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas,
أن آخر الليل أفضل للدعاء والاستغفار ويشهد له قوله تعالى والمستغفرين بالأسحار وأن الدعاء في ذلك الوقت مجاب
“Bahwa akhir malam sangat afdhal untuk berdoa dan beristighfar. Dalilnya firman Allah (yang artinya) ‘yaitu orang-orang yang rajin beristighfar di waktu sahur.’ Dan bahwa doa di waktu sahur itu mustajab.” (Fathul Bari, 3/31).
Mengingat urgensi waktu sahur, maka meminta, berdoa, dan istighfar adalah kebutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Kita sangat membutuhkan karunia, kebaikan, dan ampunan Allah, melebihi segala-galanya, melebihi semua kenikmatan yang ada.
Beristighfar pada waktu mulia ini menjadi semakin bermakna karena itu merupakan bentuk pengamalan dari perintah Allah.
Anas bin Malik berkata, “Umirnâ an nastaghfira bis sahar sab’îna istighfâratan, kita diperintahkan untuk beristighfar 70 kali pada waktu sahur.”
Oleh itulah, para shalihin mengisi waktu sahur dengan istighfar. Berikut beberapa contohnya :
Nafi’ berkata, “Adalah Ibnu Umar selalu menghidupkan malamnya, kemudian bertanya, “Wahai Nafi’, apakah kita sudah masuk waktu sahur?” aku menjawab, “Belum.” Lalu beliau kembali melanjutkan shalatnya, kemudian bertanya, ketika aku sudah menjawab iya, beliau bersiap-siap beristighfar.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan riwayat Ibrahim bin Hathib yang meriwayatkan dari ayahnya yang berkata, “Pada waktu sahur, aku pernah mendengar ada seorang lelaki di sudut masjid berkata, “Yâ Rabb, amartanî fa atha’tuka, wa hadza saharun fa-ghfir lî, Ya Allah, Engkau memerintahkanku lalu aku menaati-Mu, sekarang adalah waktu sahur maka ampunilah aku.” Aku pun melihat lelaki itu, ternyata dia adalah Ibnu Mas’ud.
Ibnu Zaid, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya, mengatakan, “Telah sampai kepada kami bahwa Nabiyullah Ya’qub Shallallâhu alaihi wa sallam, ketika diminta oleh anak-anaknya agar memohonkan ampunan kepada Allah untuk mereka, “Yâ abânâ-staghfir lanâ dzunûbanâ, wahai ayah, mintalah ampunan untuk dosa-dosa-dosa kami.” Beliau menjawab, “Saufa astaghfiru lakum rabbî, aku akan memohonkan ampunan kepada Allah untuk kalian.” Ibnu Zaid melanjutkan, “Sebagian ahli ilmu –dan mayoritas mufassirin- menyebutkan bahwa beliau mengakhirkan istighfar untuk mereka (anak-anaknya) hingga waktu sahur.”
Sebagian ahli ilmu juga menyebutkan bahwa saat di mana pintu-pintu surga dibuka adalah waktu sahur. [as-sâ’ah al-latî tuftahu fîhâ abwâbul jannatu, as-saharu].
Dengan demikiat dapat kita berkesimpulan bahwa waktu sahur adalah salah satu waktu terbaik untuk meminta, berdoa dan beristighfar kepada Allah Ta’ala.
Semoga artikel ini bermanfaat, dan Alloh menjadikan kita semua sebagai hamba yang termasuk bisa melaksanakanya dengan senang hati serta ikhlas mengharap keridhoanNya semata.
Mari merenungi kata Luqman, ahli hikmah yang namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama surat di dalam Al-Qur’an itu.
Beliau pernah menasehati putranya, “Yâ bunayya, lâ yakunid-dîk akyasa minka, yunâdî bil ashâri wa anta nâ’im,wahai anakku, janganlah sampai ayam jantan lebih cerdas daripada dirimu; dia berkokok pada waktu sahur sementara dirimu masih terlelap tidur.” Allâhumma waffiqnâ lil amalish shâlih.
Mengapa istimewa, karena Allah mendekat ke seluruh hamba-Nya, menawarkan kepada semua hamba-Nya yang hendak bersimpuh di hadapan-Nya.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Pada setiap malam, Allah Ta’ala turun kelangit dunia, ketika tersisa sepertiga malam terakhir, Allah berfirman:’ Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan Siapa yang memohon ampunan kepada-Ku akan aku ampuni.” (HR. Bukhari 1145 dan Muslim 758).
Di saat itulah, Allah menyebarkan rahmat, dan ampunan-Nya bagi umat manusia. Selayaknya kita manfaatkan untuk bersimpuh di hadapan Allah.
Imam Nawawi mengatakan,
وفيه تنبيه على أن آخر الليل للصلاة والدعاء والاستغفار وغيرها من الطاعات أفضل من أوله
Dalam hadis ini terdapat pelajaran bahwa waktu akhir malam lebih afdhal digunakan untuk shalat, berdoa, beristighfar, dan melakukan ketaatan lainnya, dari pada waktu awal malam. (Syarh Shahih Muslim, 6/38).
Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas,
أن آخر الليل أفضل للدعاء والاستغفار ويشهد له قوله تعالى والمستغفرين بالأسحار وأن الدعاء في ذلك الوقت مجاب
“Bahwa akhir malam sangat afdhal untuk berdoa dan beristighfar. Dalilnya firman Allah (yang artinya) ‘yaitu orang-orang yang rajin beristighfar di waktu sahur.’ Dan bahwa doa di waktu sahur itu mustajab.” (Fathul Bari, 3/31).
Mengingat urgensi waktu sahur, maka meminta, berdoa, dan istighfar adalah kebutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Kita sangat membutuhkan karunia, kebaikan, dan ampunan Allah, melebihi segala-galanya, melebihi semua kenikmatan yang ada.
Beristighfar pada waktu mulia ini menjadi semakin bermakna karena itu merupakan bentuk pengamalan dari perintah Allah.
Anas bin Malik berkata, “Umirnâ an nastaghfira bis sahar sab’îna istighfâratan, kita diperintahkan untuk beristighfar 70 kali pada waktu sahur.”
Oleh itulah, para shalihin mengisi waktu sahur dengan istighfar. Berikut beberapa contohnya :
Nafi’ berkata, “Adalah Ibnu Umar selalu menghidupkan malamnya, kemudian bertanya, “Wahai Nafi’, apakah kita sudah masuk waktu sahur?” aku menjawab, “Belum.” Lalu beliau kembali melanjutkan shalatnya, kemudian bertanya, ketika aku sudah menjawab iya, beliau bersiap-siap beristighfar.
Imam Al-Qurthubi menyebutkan riwayat Ibrahim bin Hathib yang meriwayatkan dari ayahnya yang berkata, “Pada waktu sahur, aku pernah mendengar ada seorang lelaki di sudut masjid berkata, “Yâ Rabb, amartanî fa atha’tuka, wa hadza saharun fa-ghfir lî, Ya Allah, Engkau memerintahkanku lalu aku menaati-Mu, sekarang adalah waktu sahur maka ampunilah aku.” Aku pun melihat lelaki itu, ternyata dia adalah Ibnu Mas’ud.
Ibnu Zaid, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya, mengatakan, “Telah sampai kepada kami bahwa Nabiyullah Ya’qub Shallallâhu alaihi wa sallam, ketika diminta oleh anak-anaknya agar memohonkan ampunan kepada Allah untuk mereka, “Yâ abânâ-staghfir lanâ dzunûbanâ, wahai ayah, mintalah ampunan untuk dosa-dosa-dosa kami.” Beliau menjawab, “Saufa astaghfiru lakum rabbî, aku akan memohonkan ampunan kepada Allah untuk kalian.” Ibnu Zaid melanjutkan, “Sebagian ahli ilmu –dan mayoritas mufassirin- menyebutkan bahwa beliau mengakhirkan istighfar untuk mereka (anak-anaknya) hingga waktu sahur.”
Sebagian ahli ilmu juga menyebutkan bahwa saat di mana pintu-pintu surga dibuka adalah waktu sahur. [as-sâ’ah al-latî tuftahu fîhâ abwâbul jannatu, as-saharu].
Dengan demikiat dapat kita berkesimpulan bahwa waktu sahur adalah salah satu waktu terbaik untuk meminta, berdoa dan beristighfar kepada Allah Ta’ala.
Semoga artikel ini bermanfaat, dan Alloh menjadikan kita semua sebagai hamba yang termasuk bisa melaksanakanya dengan senang hati serta ikhlas mengharap keridhoanNya semata.
Mari merenungi kata Luqman, ahli hikmah yang namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama surat di dalam Al-Qur’an itu.
Beliau pernah menasehati putranya, “Yâ bunayya, lâ yakunid-dîk akyasa minka, yunâdî bil ashâri wa anta nâ’im,wahai anakku, janganlah sampai ayam jantan lebih cerdas daripada dirimu; dia berkokok pada waktu sahur sementara dirimu masih terlelap tidur.” Allâhumma waffiqnâ lil amalish shâlih.
Ajaib, Perbanyak Istighfar di Waktu Mulia Ini | Ngaji Woles
Reviewed by Timexpose
on
Oktober 24, 2019
Rating: