Pro-Kontra Pemain Impor di Liga Indonesia



SPORT- Menjelang kompetisi Liga Indonesia (LI) yang kini bernama Liga 1 2017 pertengahan April (15/05/2017) nanti, berbagai protes sehubungan dengan maraknya pemain asing yang tersebar di berbagai klub sepak bola. Terlepas dari bergabungnya Michael Essein dengan Persib dengan nilai transfer sekitar Rp11 milyar, berbagai komentar mengemuka seiring dengan hadirnya para pemain impor tersebut.

Kompetisi belum mulai, tetapi suara kekecewaan sudah kerap muncu. Banyak pelatih yang kecewa pada pemain asingnya. M. Andi Teguh, pelatih Petrokimia Putra, misalnya, mengungkapkan keraguannya terhadap kualitas  profesialisme para anak buah impornya.

Hal senada juga dilontarkan oleh pelatih Arema Gusnul Yakin. “Teknik mereka kurang bagus. Gusnun menilai bahwa teknik bermain anak buah asingnya belum matang. Kemampuannya tidak di atas pemain nasional macam Aji Santoso dan Singgih Pitono.

Meski demikian, memang tak semua pemain asing meragukan. Ada beberapa nama tampil moncer. Namun, penampilan apik mereka tetap tak mengalihkan sorotan.
Sementara, Manager Pelita Jaya Andre Amin mengkritik bahwa pemain asing di klubnya tidak juga menaikkan gengsi dan yakin bahwa kemenangannya di masa Kompetisi Galatama tidak karena kehadiran pesebak bola impor.

Lontaran pedas bukan hanya dari pelatih atau manager klub, tetapi juga dari para calon rekan sepermainan mereka. Ansyari Lubis misalnya, merasa tak butuh pemain impor. Ansyari melihat bahwa mutu rendah dan tak lebih baik dari pemain lokal. Mereka tak sanggup mendongkrak mutu Liga dan menjadi alat penghibur penonton.

“Dulu, waktu bekerja sama dengan Buyung Ismu di lapangan, bikin gol sepertinya mudah di Galatama. Tak ada kemauan dari mereka (pemain asing) bekerja sama. Saya merasa lelah tidak ada artinya karena tak banyak manfaat setelah ada pemain asing,” kata Ismu.

Akibatnya, seleksi pemain asing pun digelar melibatkan sebuah divisi anyar di federasi bernama Tim Teknis Pemilihan Pemain Asing, yang diketuai Andi Soemadipradja. Pada seleksi awal, ada 13 pemain yang lolos seleksi.Tetapi karena protes yang bertubi-tubi, tiga dari 13 nama yang lolos seleksi tadi didepak pada pertengahan liga. Empat nama lain di ujung tanduk.
Awalnya, di era Galatama, pemain asing didatangkan salah satunya sebagai daya tarik dan mengangkat performa tim. Klub sangat selektif dalam perekrutan karena hanya boleh mendatangkan dua pemain asing.

Muhammad Zein Al Hadad yang adalah mantan striker terbaik di era Galatama mengatakan bahwa Klub yang terjun langsung dalam pencarian dan perekrutan pemain untuk memastikan kualitas pemain asing. Dengan batasan dua pemain, pelatih harus mendapatkan yang benar-benar berkualitas.
Dengan hanya memiliki dua pemain asing, klub Galatama tetap mengandalkan pemain lokal.

Tak heran, pemain lokal masih bisa berkembang. Timnas pun tak pernah menghadapi masalah kekurangan pemain berkualitas. Sebagai striker, Zein dapat mengimbangi permainan duo Singapura, striker Fandi Ahmad dan kiper David Lee di Klub Niac Mitra Surabaya

 “Dengan kualitas yang dimiliki, saya banyak belajar dari pemain asing seperti Fandi Ahmad. Timnas juga tidak pernah kekurangan pemain,” kata Al Haddad, yang pernah membela timnas pada 1986-1989.
Sayangnya, kesuksesan soal konsep pemain asing itu tak berlanjut di LI hingga kompetisi kasta teratas terakhir. Dalam perkembangannya, jumlah pemain asing malah bertambah kuotanya.

Bila sebelumnya hanya dua pemain, kemudian menjadi tiga dan bahkan sampai empat. Akibatnya, pemain lokal kehilangan tempat di tim utama. Pelatih dibuat pusing karena tidak mungkin menaruh pemain asing yang sudah dibayar mahal oleh klub di bangku cadangan. Buntutnya pemain lokal yang dikorbankan.

Freddy Muli yang saat ini melatih PSS Sleman ikut berkomentar bahwa yang kini terjadi sepertinya kebablasan. Klub sudah tidak bisa lagi mencari pemain asing karena semua lewat agen, sementara kuotanya pun bertambah. Dia melihat bahwa keadaan ini sudah merambah ke kualitas Tim Nasional (Timnas). Menurutnya,  sulit mendapatkan striker yang bisa dikedepankan setelah era Bambang Pamungkas, atau playmaker terbaik Indonesia setelah Firman Utina.
Mantan striker Zein menekankan bahwa idealnya tiga pemain asing. Lebih baik bila dua saja. Yang penting pemain tersebut sangat berkualitas.(wik)
Pro-Kontra Pemain Impor di Liga Indonesia Pro-Kontra Pemain Impor di Liga Indonesia Reviewed by Timexpose on Maret 24, 2017 Rating: 5