Rahasia Ibu Yang Tidak Pernah Kita Tahu

MANFAAT - Di balik sukses seorang anak, pasti ada ibu yang setia membimbingnya. Peran ibu dalam keberhasilan hidup anak-anaknya juga telah disabdakan oleh Rosulullah SAW dalam salah satu hadìsnya. Beliau bersabda bahwa Syurga itu adanya di bawah telapak kaki ibu. Rose Kennedy mengantarkan lima dari sembilan anak-anaknya ke kursi Senat Amerika, dan satu menjadi presiden, John F. Kennedy. Sementara Barbara Bush, mantan presiden Amerika mengantarkan dua anak-anaknya George W. Bush, Jr dan Ted Bush ke pemilihan calon presiden dari Partai Republik di Amerika dalam waktu yang berbeda. George W. Bush berhasil menjadi presiden dalam dua periode waktu.

Makna seorang ibu sangatlah luas. Kehadirannya selalu penuh arti.  Bayangkan ketika kita sedang terpisah, maka ibu adalah orang yang paling kita rindukan. Semasa kita kecil, ibu yang lebih disebut dari pada ayah. Dalam berbagai pengertian di beberapa bahasa, ibu memang dimaknai sebagai mencintai, mengayomi, melindungi, mendidik, membimbing, memberi kenyamanan, memelihara, mendukung, merangkul, menghargai, menyemangati, atau yang sejenisnya.

Hingga dalam sabdanya yang lain, Rasulullah SAW, ketika didatangi seseorang dan menanyakan tentang apakah perbuatan baik kepada ibunya selama ini mampu membalas jasa kesetiaan ibunya mengatakan:  “Semua yang engkau lakukan tak akan mampu membalas kebaikan ibumu walau hanya satu pukulan tanganmu di dalam perut ibumu”.

Lalu, apakah kita pernah memperhatikan apa yang telah dilakukan ibu kepada kita. Mari kita cermati:
Ibu memelihara anak-anaknya.  Dia memelihara janin dalam perutnya selama 52 minggu selama proses kehamilannya. Memberatkannya? Sudah pasti, tapi bukannya keluhan yang lontarkannya.

Ibu adalah pelindung. Naluri melindungi dan menjaga keluarga bagi seorang ibu sebagai bentuk sebuah amanat. Ibu melindungi kesehatan anak-anak dengan sebaik-baiknya upaya, menjaga nutrisi, menjaga kebersihan dan mengatur pola istirahat mereka. Di samping itu, sebagian ibu masih bergerak sebagai motor ekonomi keluarga.Kadang mereka sebagai penunjang nafkah dari suami, ada juga yang seratus persen sebagai pencari nafkah keluarga. Sedari bangun hingga tidur malam hari, rutinitas seorang ibu adalah pengabdian untuk keluarga. Walau seluruh energi terkuras, tidak pernah terdengar keluhan yang berarti keluar dari mulutnya.

Setiap harinya selalu ingin berusaha untuk menjadi ibu yang baik. Dia selalu ingin membuat anak-anaknya bahagia. Dia selalu punya waktu untuk kita, tidak peduli berapa sibuknya dia. Bandingkan dengan waktu yang kita sediakan untuknya. Apakah kita kita bisa selalu ada pada saat dia membutuhkan kita?
Ibu Pemberi Rasa Nyaman. Sejak usia yang paling  dini, ibu selalu hadir dalam setiap keresahan. Adakah ibu yang lelap tertidur pada masa-masa anaknya baru lahir. Bahkan ketika anaknya telah lelap dalam buaiannya dan lengannya sudah kebas karena lelah menggendong, tetapi tetap saja anaknya dibiarkan dalam dekapannya, sepanjang malam.
Dia pemenuh segala kebutuhan.

Dalam bahasa paradox, ibu adalah ‘pembohong’ terbesar di dunia. Ketika makanan di meja hanya cukup untuk anak-anaknya, maka dia akan berkata perutnya tidak lapar. Ketika anaknya sakit di tengan malam maka dia akan berkata: "Istirahatlah
nak, ibu masih belum ngantuk..". Saat anak sudah tamat sekolah, bekerja, mengirimkan
uang untuk ibu. Ia berkata, "Simpanlah untuk keperluanmu nak, ibu masih punya uang."

Oleh sebab itu, selagi ibu masih hidup janganlah durhaka padanya, ingatlah jasa-jasanya, doakanlah selalu dia, apabila jauh dari ibu sempatkanlah pulang untuk menemuinya bagaimanapun susahnya, sebab seorang ibu tak akan mengharapkan apa-apa dari anaknya. Bertemu dan melihat anaknya saja sudah senang dan bahagia beliau rasanya.

Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Laki-laki itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi?” Beliau kembali menjawab: “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya: “Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” tanyanya. “Ayahmu.” Jawab beliau.(hd)