Teringat Jaman Pak Harto, Jaman Sarwo Murah



Wacana - "Jaman sandang pangan sarwo murah". Demikian ungkap lelaki paruh baya yang senang dipanggil pak dhe Lan, mengenang masa Pak Harto sembari tersenyum sebelum menyulut putung rokok yang terselip di antara jari tengahnya.

Lelaki yang keseharianya mengaku berprofesi jual beli barang bekas keliling tersebut, tampak riang ketika kusapa dalam istirahat perjalananya diantara jajaran kedai bambu di pinggir jalan raya Pujon- Ngantang.

Awal perbincangan kami adalah tulisan " PiyeKabare? Sek Enak Zamanku Toh?” yang terdapat di  belakang bak truk, yang kebetulan lewat dimana kami duduk beristirahat.

Entah, mulai kapan  jargon seperti itu muncul dan begitu tidak asing ketika mendapati.

Ada yang tertempel sebagai stiker, sablon kaos sampai dipajang di belakang bak truk pasir.
Kok bisa foto The Smiling General ini tiba-tiba muncul dan begitu lekat dalam benak. Sehingga kalimat tersebut tidak lagi menjadi pertanyaan, apalagi bagi yang pernah mengenyam jaman dimana murah sandang dan murah pangan di era Soeharto.

Namun menurut kabar tagline, kalimat tersebut semacam protes rakyat terhadap apa yang terjadi sekarang ini. Dimana mulai dari harga-harga yang naik, rupiah anjlok sekali dan berbagai masalah lain yang bikin jengah, yang mungkin menurut mereka tidak seperti pada jaman pak Harto.

Terlepas dari segala kontroversi yang pernah dilakukan beliau, hidup di zaman Soeharto memang enak lan kepenak, menurut umumnya, apalagi wong cilik.

 " Sembarang sarwo murah lan ngurangkabi, ora ono polah-polah, susahe susah lumrah " kembali pak dhe lan, ungkapkan istilah memaknai keadaan pada saat itu.

Kalau kita mau Jujur, bukankah semasa pemerintahan orde baru, rakyat hidup dengan sangat makmur, ‘Gemah ripah loh jenawi’ boleh di bilang. Harga bahan pokok terjangkau, kerjaan mudah didapat, serta sangat aman dan tentram.

Sekarang kita bandingkan dengan saat ini, dimana semua serba mudah, serba ada dan mewah dikata.  Dan memang semuanya jauh berbeda dengan saat itu.  Namun kemudahan, keserba adaan dan kemewahan semua itu,  harus ditebus dengan kebebasan bicara yang mungkin dulu tidak mungkin dilakukan dengan bebas. Juga tidak semudah mendapatkan atau tidak sesederhana yang kita bayangkan untuk menjadikan hati tenang dan apalagi  kehidupan damai.

Nah, berikut diantara alasan kenapa tagline “Enak zamanku” bukan hanya pepesan kosong belaka, tapi benar-benar seperti itulah adanya, semoga Anda termasuk yang pernah merasakan masa itu.

1. Sarwo Murah

Apa yang bisa kita beli dengan uang Rp 50 ribu sekarang ini? Tak banyak. Bahkan beli pulsa atau paket internet saja rasanya masih kurang. Dibelanjakan untuk urusan rumah tangga uang Rp 50 ribu juga tak banyak nilainya sekarang. Dibandingkan dulu, dengan sejumlah uang ini kita bisa membeli apa pun. Mulai kebutuhan sebulan ke depan sampai cicilan mobil atau rumah.

Tak hanya harga-harga barang, biaya pendidikan juga sangat murah. Dulu sekolah-sekolah mematok tarif yang sangat terjangkau, bahkan sampai tingkat universitas. Mungkin yang lahir tahun 90an ke bawah merasakan enaknya bayar SPPcuma Rp 1.000 atau Rp 2.000 saja. Kalau dibandingkan dengan hari ini tentu sangat jauh. Tak perlu bicara biaya kuliah, taman kanak-kanak saja sudah dipatok ratusan ribu rupiah, apalagi yang labelnya ‘standar internasional’.

Biaya berobat juga sangat terjangkau. Rumah sakit mematok biaya yang murah, dan untuk PNS, TNI, dan Polri biasanya juga ada semacam kartu asuransi kesehatan sehingga bisa gratis berobat. Makanya orang dulu sehat-sehat karena tidak ngenes memikirkan biaya yang bakal dikeluarkan nantinya.

2. Lapangan Pekerjaan Sangat Mudah

Lulus kuliah mungkin membanggakan namun juga dilematis. Terutama dilihat dari fakta kalau pekerjaan makin susah saat ini dan saingan terlampau banyak. Apresiasi terhadap jejang pendidikan saat ini juga makin rendah. Kini lulusan SMA dan SMK sudah jelas apa akan jadi pekerjaan mereka. Lulusan bangku kuliah pun juga belum pasti dapat posisi bagus di perusahaan.

Hal ini begitu terbalik dengan masa-masa Soeharto dulu. Di zaman dulu mencari kerja sama mudahnya seperti ikan di kolam. Pasti dapat dan kita bisa memilih mau menerima yang mana. Pembangunan di masa orde baru memang tengah pesat-pesatnya, belum lagi mulai banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang membutuhkan karyawan.

Soal apresiasi pendidikan terhadap pekerjaan dulu juga sangat berbeda. Dulu lulusan SMA pun sudah masuk kualifikasi sebagai PNS, bahkan di perusahaan bisa jadi mandor atau setingkat kepala. Lulusan perguruan bahkan sudah jadi dosen dan pengajar pendidikan tinggi. Kenyataan seperti ini takkan kita temui hari ini.

Dan lagi....

Kriminalisme di era sekarang ini sudah sangat miris. Bahkan tak sekedar mencuri atau merampok, para kriminal juga tak segan memperkosa dan membunuh bocah.

Sekarang orang sudah tidak takut lagi melakukan kejahatan. Paling hanya dihukum penjara beberapa tahun. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan zaman Soeharto dulu.


Soal kerukunan umat beragama juga begitu, sepertinya cuma di zaman Soeharto, masyarakat begitu rukun hidup bertetangga antara satu dan lainnya. TNI dan rakyat juga sangat berbaur untuk menciptakan lingkungan kondusif.

Benar-benar jaman ayem, tentrem, gemah ripah loh jinawi, samubarang sarwo murah....apa ita begitu luuur (sk)



Sumber : Berbagai Refrensi
Teringat Jaman Pak Harto, Jaman Sarwo Murah Teringat Jaman Pak Harto, Jaman Sarwo Murah Reviewed by Timexpose on Maret 09, 2017 Rating: 5