Khasanah Sejarah Kota Malang : Kekayaan Sejarah CELAKET 1

Sangkawi.comKhasanah Sejarah Kota Malang : Kekayaan Sejarah CELAKET 1
Oleh : M. Dwi Cahyono



KILAS SEJARAH FRATERAN, KONTRIBUSINYA BAGI DUNIA PENDIDIKAN DI MALAN

Salah satu khasanah kesejarahan pada kawasan Celaket di Kota Malang adalah sejarah pendidikan. Dua diantaranya adalah sekolah swasta, yang bernaung dibawah Lembaga Pendidikan Katolik, yaitu Frateran dan Cor Jesu. Gedung sekolah yang berada di koridor Celaket, yang usianya hampir mencapai satu abad ini, hingga kini masih eksis. Bukan hanya dalam hal kegiatan kependidikannya yang terus berlangsung melintas masa, namun bangunannya – yang masuk dalam kategori ‘seni-bangun Indis’ – terbilang sebagai culture heritage yang lestari semata atas upaya sendiri.

Sebuah Lembaga Pendidikan pada Masa Kolonial


Antara tahun 1914 – 1939 di Kota Malang setidak-tidaknya terdapat tida buah sekolah yang bernaung di bawah Fraterscholen, yaitu: (1) Legere School der Fraters van O.L. Vrouw van’t Heilig Hart di Celaket, (2) Internaat voor Jongens der Fraters van O.L. Vrouw van’t Heilig Hart di Celaket, maupun (3) R.K. Muloschool “St. Franciscus Xaverius” Oro-Oro Dowo. Sebagaimana halnya para Frater, para Suster lebih awal (tahun 1900l telah mendirikan lembaga pendidikan, yang lokasinya tidak jauh dari Gedung Frateran. Semula gedung ini digunakan sebagai lembaga pendidikan guru (Kloosterschool Zuster Ursulinen) Santo Agustinus, yang semenjak 15 Juli 1951 berganti nama menjadi SMA Cor Jesu. Lembaga pendidikan yang dikelola oleh para frater dan suster di Malang itu merupakan sekolah non-pemerintah, yang bernaung di bawah institusi keagamaan Katolik. Sejalan dengan itu, institusi Protestan tidak ketinggalan untuk turut bergerak di lapangan pendidikan. Bahkan di Kota Malang terdapat tidak kurang dari tujuh sekolah yang dikelola oleh institusi Protestan.

Gedung sekolah dan biara bagi para Frater “Bunda Hati Kudus” di Claket (kini Jln. Jaksa Agung Suprapto No. 20, di seberang timur Bantas) adalah contoh arstektur Indis di Kota Malang yang tergolong sebagai heritage yang masih lestari. Seni bangun artistik yang tergolong sebagai arsitektur kolonial modern ini adalah karya arsitek swasta pada biro arsitek NV. Architecten-ingenieursbureaw Hulswit en Fermont te Welteureden en Ed. Cuypers dari Batavia, telah dibangun pada tahun 1926. Turut pula berjasa dalam proses pendirian lembaga pendidikan Katolik di Gemeente Malang adalah uskup Mgr. Staal, yang pada 8 Februari 1900 menyatakan keinginan untuk mendirikan sekolah dan biara di Malang.

BACA JUGA : Ragam Kekayaan dan Peninggalan Sejarah Ada Disini


Setelah berdiri, biara dan sekolah Frateran ditempatkan di bawah “Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus Propinsi Indonesia”, yang didirikan oleh Frater Mgr. Andreas Ignatius Schaepman dan diresmikan di Utrect pada 13 Agustus 1873. Pada Masa Clash I, tepatnya tahun 1947, sebagaimana nasib ratusan bangunan Indis lainnya di Malang, gedung Frateran yang strategis letaknya itu tak luput dari pembakaran oleh para pejuang RI guna menghidari pengambilalihan bangunan oleh pasukan Belanda yang hendak memasuki Kota Malang.

 Keberlanjutan sebagai Lambaga Pendidikan pada Masa Kemerdekaan


SMP Katolik Frateran di Koridor Celaket (kini Jl, Jaksa Agung Suprapto No. 21) adalah satu dari 22 sekolah yang berada di bawah asuhan dari Yayasan Mardi Wiyata. Sekolah, yang semula bernama ‘HCS (Holland Chinese School)’. Lembaga ini berdiri secara resmi pada tahun 1948, tepatnya 29 Desember 1948. Sekolah yang pada awalnya hanya menerima murid laki-laki ini semula berlokasi di seberang sungai Brantas (kini SMUK Frateran Malang) hingga tahun 1990. Kini sekolah yang dulu lebih dikenal dengan sebutan “SMP Celaket” ini menempati gedung tertua milik Frater BHK di Malang, tepatnya Jalan Jaksa Agung Suprapto 21, yang juga merupakan biara induk dari Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus di Indonesia.
Pada tahun 2003 ‘SMP Katolik Celaket 21’ secara resmi berubah nama menjadi ‘SMP Katolik Frateran Celaket 21’. Sekolah yang rata-rata tiap tahun memiliki total sembilan kelas ini merupakan satu sekolah tertua yang dirintis oleh para frater Bunda Hati Kudus dan merupakan satu dari sekian sekolah lain yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya Palembang (Sumsel), Kediri, Malang, Surabaya (Jawa), Ndao, Maumere, Podor (NTT), Sumba dan Nunukan (Kalimantan Utara). Yayasan Mardi Wiyata adalah yayasan pendidikan yang didirikan oleh Kongregasi Frater BHK, sebagai wahana pengabdian para frater bagi kaum muda khususnya.

BACA JUGA : Ragam Warisan Budaya, Kesenian Tradisional Disini


Dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentu banyak hal yang patut untuk dicatat berkenaan dengan perubahan dan perkembangan, prestasi serta hambatan. Ketika didirikan sekolah ini bernama HCS, yang setara dengan Sekolah Dasar, dan khusus menerima murid laki-laki. Baru pada tahun 1975 sejoleh ini menerima murid perempuan. Maka, berkembanglah sekolah ini menjadi besar yang lulusannya layak berbangga. Pada era tahun 1990-an, sekolah-sekolah katolik mulai mendapat saingan dari sekolah-sekolah lain yang berkembang dengan pesat. SMP Celaket menyadari hal ini sebagai cambuk untuk memacu prestasi, agar dapat bertahan dan berkembang serta menunjukkan jati dirinya di tengah persaingan itu.

Kelestarian Seni-bangun Frateran Malang


Sesuai dengan fungsinya sebagai sekolah dan sekaligus biara, gedung berlantai dua yang berbentuk landam kuda (seperti huruf “U”) ini dilengkapi dengan asrama bagi para Frater, kapel, dapur dan ruang makan, perpustakaan, kantor, beranda, dsb. Pada bagian tengah halaman gedung yang luas dan asri didirikan patung Yesus Kristus menghadap ke arah timur, yaitu ke arah kapel yang terletak di lantai dua sisi timur. Pintu dan cendela kapel dilengkapi dengan kaca fresco warna-warni, sehingga berkas cahaya yang masuk ke dalam ruangan menjadi temaram indah.

BACA JUGA : Yuk Belajar Bersama Dari dan Berbagi Informasi (Solidaritas Pecinta Baca Tulis " SAHABAT LENSA & PENA )


Dinding sisi luar Gedung Frateran dibuat bergaris-garis menyerupai tatanan bata merah seperti halnya kebanyakan bangunan di Eropa pada jamannya. Lantai bangunan dari tegel warna dan tegel hias, yang sebagaian besar darinya masih terpasang. Demikian pula, mebelair, lukisan dan perangkat rumah lama lainnya juga masih terawat dengan baik. Seperti kebanyakan bangunan Indis di Kota Malang yang dibangun anatara tahun 1920 - 1930-an, atap Gedung Frateran juga memiliki bentuk yang menonjol. Salah satu ciri menonjok, yang tampak pada fasadenya adalah dinding bangunan yang berbentuk bata ekspose.

Bangunan sekolah yang sangat artistik ini, kini bukan saja menjadi kekayaan biara, namun juga menjadi milik masyarakat, yang masuk dalam kategori Bangunan Cagar Budaya yang dilindungi. Gedung yang berciri khas, dengan cat bata merah ini didirikan pada tanggal 12 September 1928 dan diberkati oleh Mgr. Clemens v. d. Pas (Prefek. Apost. Malang) pada tanggal 10 Februari 1929. Semoga tetap lestari dan kontributif, kini hingga mendatang.
Khasanah Sejarah Kota Malang : Kekayaan Sejarah CELAKET 1 Khasanah Sejarah Kota Malang : Kekayaan Sejarah CELAKET 1 Reviewed by Timexpose on Juni 06, 2017 Rating: 5