Wartawan Senior Pendiri Aji Meninggal Dunia



NEWS - Dunia pers Indonesia berduka, karena wartawan senior sekaligus salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Ahmad Taufik Jufri (52) meninggal dunia kemarin, (24/03/2017) karena kanker paru di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. Kabar duka itu disampaikan oleh Sekertaris Jendral AJI Arfi Bambani, sesaat setelah wartawan pejuang ini meninggal dunia pada sekitar pukul 17:25 kemarin.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Telah berpulang ke sisi Allah SWT, orang tua kami, pejuang kami, Ahmad Taufik Jufri (Bang AT), pendiri AJI dan jurnalis TEMPO di RS Medistra. Semoga amal ibadah dan kebaikannya di terima sisi-Nya, aamiin. Kami mohon maaf jika ada kesalahan pada beliau," demikian pesan berantai melalui jejaring media sososial ujar Sekjen AJI, yang sampai ke meja redaksi..

AT lahir di Jakarta, 12 Juli 1965. Sejak mahasiswa, AT dia sudah giat memprotes ketimpangan sosial, memperjuangkan hak-hak rakyat serta pembelaan terhadap hak-hak asasi warga tertindas. Berbagai bentuk demonstrasi dan penggalangan opini dilakukan  -merupakan hal yang musykil pada pemerintahan mantan presiden Suharto, dimana aktifitas politik, sosial terlebih penggalangan massa adalah hal yang tidak mungkin dilakukan tanpa resiko.

Lulus Perguruan Tinggi, AtTe memulai karier jurnalistik di Majalah Bulanan Generasi Muda Islam “Estafet”, kemudian sempat bekerja untuk Majalah Berita Mingguan TEMPO sejak 1989 hingga dibredel pada 1994. Setelah Tempo terbit kembali pada 1998, Ahmad Taufik kembali bergabung dan menjabat sebagai Kepala Biro Jakarta. Selanjutnya, ia menjabat sebagai Kepala Biro Daerah dan Luar Negeri, Staf redaksi bidang hukum dan kriminalitas, staf redaksi bidang politik.
Karena sepak terjangnya itu pulalah bersama dua kawannya, Eko Maryadi dan Danang Kukuh Wardoyo mereka dijebloskan ke penjara pada Maret 1995 oleh rezim orde baru. Taufik dibui selama 2 tahun 7 bulan.
Beberapa tahun belakangan, AT membuka kantor pengacara dengan tujuan sama: membela orang-orang yang disingkirkan karena diskriminasi agama, rakyat miskin, dan orang-orang dizalimi. Dalam dunia advokasi dan pembelaan kemanusiaan, AT juga bergabung dalam koalisi Advokat internasional untuk pembelaan hak-hak bangsa Palestina.
Aktifitas politis terakhir yang dilakukannya adalah mengikuti konvensi calon gubernur DKI Jakarta. Alasan yang diberikan masih saja sama, memperjuangkan hak hidup kaum papa. Menurutnya, hak hidup warganegara tidak boleh dikurangi, apalagi dihilangkan oleh siapapun dan dengan alasan apapun. Pernyataannya ini mengacu kepada berbagai penggusuran di Jakarta, yang mengakibatkan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian. AT kukuh dengan pendapatnya, walaupun berbagai alasan logis mengenai penggusuran telah disampaikan. Sebagian wartawan Jakarta yang sikapnya terbelah cukup kesal dengan sikap AT. Tetapi itulah AT
Karena kekukuhan pada perjuangannya itu pulalah yang membawa AT kepada berbagai penghargaan. Taufik pernah dianugerahi Tasrief Award sebagai Indonesia Press Freedom Award. Sepuluh tahun berselang, pada 1995, ia mendapat penghargaan International Press Freedom Award dari CPJ yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Setahun berikutnya pada 1996, Taufik dianugerahi Digul Award–Indonesia NGO’s Human Rights Award. Pada 1998, Ahmad Taufik memperoleh penghargaan Hellmann/Hammet Award from Amrican Writer, New York.
AT adalah pribadi yang ramah dan gampang tersentuh. Di balik kekerasan tujuannya, dia menyimpan sifat penolong yang luar biasa. Menjelang penggusuran di Muara Karang, setelah aktifitas demonstrasinya selesai, dia sibuk mendengar keluhan warga yang tergusur.
Dia juga tidak suka membuat orang khawatir. Ketika kawan-kawannya menjenguk saat pengobatan di Rumah Sakit Dharmais, AT bercanda seperti biasa dan sama sekali dia tidak ingin yang menjenguk sedih. Ketika ditanya masalah kesehatannya, dia hanya mengatakan bahwa tidak ada masalah serius, hanya cairan di paru-parunya harus dikeluarkan.
Pejuang pers itu kini telah pergi, kembali kepada penciptaNya. Innalillahi wa innaillaihiroji’uun Tugasnya membela kamu tertindas dan membukakan cakrawala baru bagi insan pers Indonesia telah tuntas.  . Terima kasih AT.
Wartawan Senior Pendiri Aji Meninggal Dunia Wartawan Senior Pendiri Aji Meninggal Dunia Reviewed by Timexpose on Maret 24, 2017 Rating: 5