Pingin Tahu Mengenai Tentang Aktor Dan Perannya ?
Proses teater merupakan sebuah dialogis dari beberapa elemen, diantaranya sutradara dan aktor. Dialogis tersebut pada dasarnya bertumpu pada serangkaian kreativitas untuk menghubungkan naskah dengan wilayah pertunjukan atau panggung dengan mengikuti kaidah-kaidah seni pertunjukan teater itu sendiri,
sedapat mungkin proses dialogis dalam bentuk pengemasan harus berpatok pada kemudahan komunikasi dengan penonton sehingga teater tidak lagi menjadi kesenian yang berjarak dari masyarakat.
Ada 4 unsur yang mengusung terciptanya sebuah teater yaitu naskah, pemain (aktor), tempat pertunjukan dan penonton.
Aktor atau seniman pemeranan adalah seniman yang mewujudkan peran (sosok- sosok pelaku di dalam sebuah cerita atau lakon) ke dalam realita seni pertunjukan. Sebagai seniman ia tidak bisa lepas dari unsur unsur kemanusiaan yang umum, juga dan fungsinya sebagai manusia utuh dalam lingkungan serta tata nilai tempat ia hidup dan berkarya.
Aktor sebagai seniman penampil dalam sebuah karya/garapan harus bisa meyakinkan penonton terhadap apa yang disampaikannya sehingga pesan yang disampaikan oleh sutradara dapat sampai kepada penonton dan dapat dengan mudah di mengerti, hal itu dapat diwujudkan dengan penghayatan dan keseriusan peran yang ditampilkan oleh aktornya akan tetapi seringkali aktor tidak bisa menyampaikan pesan yang tersirat dalam naskah lakon karena peran yang dimainkan hanya sebatas “menjalankan peran” tidak dengan penghayatan dan keseriusan dan tingkat kualitas akting yang diperlihatkan kurang bisa “menghanyutkan penonton dalam suasana naskah lakon”. Hal itu bisa disebabkan karena aktor kurang serius dalam latihan dan tidak mengasah bakat yang ada dalam dirinya . Dalam sebuah teater bakat memang di perlukan, tapi penguasaan tekhnik bermain bisa menutupi kekurangan dalam hal bakat , artinya meskipun seorang aktor kurang memiliki bakat tetap dapat bermain teater dengan cara berlatih secara terus menerus dengan penghayatan dan menguasai tekhnik bermain.
Aktor atau seniman pemeranan adalah seniman yang mewujudkan sebuah peran ke atas panggung yang berangkat dari naskah lakon yang di garap oleh sutradara . Keberadaan seorang aktor di tengah kegiatannya sebagai seniman penampil ,tergantung pada 3 unsur pokok yaitu ‘aktor dan dirinya’, ‘aktor dan lakon’, ‘aktor dan produksi’. Pengertian aktor dan dirinya mengarah pada posisinya dalam seni peran , di mana media dalam seni peran adalah diri aktor itu sendiri ,yang di maksud dengan diri pemeran di sini adalah tubuh dan segala sukma yang berasal dari diri aktor seperti semangat ,imajinasi ,daya ingat,konsentrasi dan lain sebagainya . Aktor dan lakon mengarah pada posisi aktor dan lakon yang di mainkannya .
Sebagai aktor ,tentu saja masalah penampilan ,bakat atau keterampilan (akting ) sangat di butuhkan untuk menunjang kualitas sebuah pertunjukan karena dengan akting yang bagus pertunjukan yang di tampilkan memiliki kualitas yang baik .
Akting (peran berasal dari kata ‘to act’ yang berarti “beraksi”. Akting dalam konteks ini adalah perpaduan antara atraksi fisikal (kebertubuhan), intelektual(analisis karakter dan naskah) dan spiritual(transformasi jiwa).[1]
Tugas utama seorang pemeran adalah membawakan peran lakon sesuai dengan porsi yang tersedia untuknya, laku pentas yang membawa kejelasan ,hanya bias di capai jika si pelaku berada dalam stamina yang baik ,penuh vitalitas hingga peran yang di bawakannya terpegang,terkuasai ,tidak kedodoran dan tidak kehabisan nafas . Laku pentas yang memperlihatkan pengembangan , hanya tercipta dari dorongan rasa terdalam yang di miliki oleh aktor ,yang berasala dari pengalaman pengalaman yang pernah di alami ataupun di temui oleh aktor itu sendiri.
Pertunjukan yang mempunyai kualitas yang baik tentu lahir dari garapan yang sempurna , ide ide cemerlang yang di berikan oleh sutradara di dalam garapan lakon dan di tunjang dengan kualitas akting seorang aktor , tapi sekarang untuk menemukan seorang aktor yang mempunyai kualitas acting yang mumpun sangat susah di temukan . kualitas pemeranan seorang aktor di atas pentas sangat di tunjang dari hal hal berikut :
Penampilan fisik
Penampilan fisik dari seorang aktor sangat menunjang kualitas keaktoran di mana struktur fisik yang baik ,gesture yang bagus ,tipe watak atau attitude sangat berpengaruh dan menunjang kualitas seorang aktor , dalam hal ini para aktor dengan penampilan yang biasa mengejar pelukisan kondisi fisik peranannya dengan berbagai cara yang meyakinkan , dengan cara tambal sulam melalui sikap/gestur dan teknik pemeranan. Seorang aktor perlu menjalani latihan latihan secara kontinyu atau berkelanjutan untuk bisa menjaga kelenturan kelenturan tubuhnya ,melatih vokalnya karena gerakan apapun yang di lakukan di atas pentas haruslah memberi kemungkinan bagi perkembangan daya kreatif aktor tersebut . Kemampuan aktor di batasi oleh kemampuannya menampilkan laku laku tertentu dalam hal bidang yang di kuasai maupun hanya sekedar tahu tentang bidang itu , seperti seorang yang tak bisa atau tidak tahu tentang silat tidak mungkin memainkankan peran sebagai seorang pendekar silat karena pasti merusak karakter peran yang ada dalam naskah lakon dan tentunya tidak meyakinkan penonton terhadap peran yang di mainkannya .
Hakikat seni peran adalah meyakinkan(make believe). Jika berhasil meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah di lakukan aktor adalah benar, paling tidak, itu sudah cukup.ada beberapa harga dari permainan , disamping yang meyakinkan (justified) dan benar itu, yakni pura pura, meniru, atau/dan tidak meyakinkan. Yang tidak meyakinkan , tentu kurang benar. Pura pura juga tidak baik, dalam hal meniru, jika meyakinkan tidak apa apa. Intinya, sekali lagi, permainan harus meyakinkan penonton[2]
Penampilan emosi dan intelegensi
Kekuatan emosi yang di bangun oleh seorang aktor sangat menunjukkan kualitas dari seorang aktor , aktor yang bisa mengontrol dan menghadirkan emosi yang sesuai dengan adegan akan memperoleh suatu pertunjukan yang bagus dan dapat meyakinkan penonton tentang adegan yang sedang di tampilkannya . Sikap/attitude, gesture, respons terhadap ucapan dan tekanan maupun reflex reflex terhadap suatu perubahan sangat erat dengan emosi dan intelegensi peranan, dan harus terpencar dalam membawakan lakunya . Karena itu secara logis pula seoran aktor harus memiliki penguasaan emosi dan intelektualitas yang tinggi minimal mampu mengekpresikan kedua unsur itu sesuai dengan tuntutan peran yang di bawakannya .
Tidak semua pemeran dapat membawakan segala macam peranan. Tapi seorang aktor dengan bantuan sutradara harus bisa menetukan standar kejelasan perwatakan peran peran yang di bawakannya. Seorang aktor pemula harus mengerahkan segala pengertian, kepekaan dan keterampilannya, ia tidak akan berhasil membawakan watak yang berada di luar acuan kemampuan emosi dan intelegensinya.[3]
Penampilan kata-kata dan dialog
Seorang aktor yang baik adalah aktor yang dapat mengontrol pengucapan kata kata atau dialog yang ada dalam naskah lakon dengan baik , ketepatan pengucapan dialog ,pengaturan intonasi dengan baik sangat menunjang sebuah pertunjukan karena sebuah kemampuan vokal yang baik bagi seorang aktor adalah syarat agar bisa memainkan peran secara proporsional. Dengan laku vokal, aktor di tuntut untuk dapat menyampaikan informasi perannya. Juga menampilkan gagasan menjadi perwujudan watak watak yang nyata, dalam penyampaian informasi atau gagasan di perlukan artiukulasi yang jelas sehingga penonton dapat mengerti terhadap apa yang di sampaikan oleh aktor tersebut.
Artikulasi merupakan alat paling ekspresif dari perasaan seorang aktor tentang suasana hati dan situasi sosial di sekitarnya. Di sini, hubungan antar otot dengan apa (what) yang di katakana dan bagaimana (how) mengatakannya, adalah satu kesatuan ekspresi gestur yang kompleks. Artikulasi bunyi yang di tampilkan oleh scenario adalah hal hal penting bagi aktor untuk memasuki seluk beluk karakter dan alur ceritanya. ( Bersambung )
https://www.google.co.id/amp/s/teatergadhang.wordpress.com/2017/08/24/mengetahui-tentang-aktor-dan-perannya/amp/
Poto dok.Sanggar Sempuyun Pujon |
Ada 4 unsur yang mengusung terciptanya sebuah teater yaitu naskah, pemain (aktor), tempat pertunjukan dan penonton.
Aktor atau seniman pemeranan adalah seniman yang mewujudkan peran (sosok- sosok pelaku di dalam sebuah cerita atau lakon) ke dalam realita seni pertunjukan. Sebagai seniman ia tidak bisa lepas dari unsur unsur kemanusiaan yang umum, juga dan fungsinya sebagai manusia utuh dalam lingkungan serta tata nilai tempat ia hidup dan berkarya.
Aktor sebagai seniman penampil dalam sebuah karya/garapan harus bisa meyakinkan penonton terhadap apa yang disampaikannya sehingga pesan yang disampaikan oleh sutradara dapat sampai kepada penonton dan dapat dengan mudah di mengerti, hal itu dapat diwujudkan dengan penghayatan dan keseriusan peran yang ditampilkan oleh aktornya akan tetapi seringkali aktor tidak bisa menyampaikan pesan yang tersirat dalam naskah lakon karena peran yang dimainkan hanya sebatas “menjalankan peran” tidak dengan penghayatan dan keseriusan dan tingkat kualitas akting yang diperlihatkan kurang bisa “menghanyutkan penonton dalam suasana naskah lakon”. Hal itu bisa disebabkan karena aktor kurang serius dalam latihan dan tidak mengasah bakat yang ada dalam dirinya . Dalam sebuah teater bakat memang di perlukan, tapi penguasaan tekhnik bermain bisa menutupi kekurangan dalam hal bakat , artinya meskipun seorang aktor kurang memiliki bakat tetap dapat bermain teater dengan cara berlatih secara terus menerus dengan penghayatan dan menguasai tekhnik bermain.
Aktor atau seniman pemeranan adalah seniman yang mewujudkan sebuah peran ke atas panggung yang berangkat dari naskah lakon yang di garap oleh sutradara . Keberadaan seorang aktor di tengah kegiatannya sebagai seniman penampil ,tergantung pada 3 unsur pokok yaitu ‘aktor dan dirinya’, ‘aktor dan lakon’, ‘aktor dan produksi’. Pengertian aktor dan dirinya mengarah pada posisinya dalam seni peran , di mana media dalam seni peran adalah diri aktor itu sendiri ,yang di maksud dengan diri pemeran di sini adalah tubuh dan segala sukma yang berasal dari diri aktor seperti semangat ,imajinasi ,daya ingat,konsentrasi dan lain sebagainya . Aktor dan lakon mengarah pada posisi aktor dan lakon yang di mainkannya .
Sebagai aktor ,tentu saja masalah penampilan ,bakat atau keterampilan (akting ) sangat di butuhkan untuk menunjang kualitas sebuah pertunjukan karena dengan akting yang bagus pertunjukan yang di tampilkan memiliki kualitas yang baik .
Akting (peran berasal dari kata ‘to act’ yang berarti “beraksi”. Akting dalam konteks ini adalah perpaduan antara atraksi fisikal (kebertubuhan), intelektual(analisis karakter dan naskah) dan spiritual(transformasi jiwa).[1]
Tugas utama seorang pemeran adalah membawakan peran lakon sesuai dengan porsi yang tersedia untuknya, laku pentas yang membawa kejelasan ,hanya bias di capai jika si pelaku berada dalam stamina yang baik ,penuh vitalitas hingga peran yang di bawakannya terpegang,terkuasai ,tidak kedodoran dan tidak kehabisan nafas . Laku pentas yang memperlihatkan pengembangan , hanya tercipta dari dorongan rasa terdalam yang di miliki oleh aktor ,yang berasala dari pengalaman pengalaman yang pernah di alami ataupun di temui oleh aktor itu sendiri.
Pertunjukan yang mempunyai kualitas yang baik tentu lahir dari garapan yang sempurna , ide ide cemerlang yang di berikan oleh sutradara di dalam garapan lakon dan di tunjang dengan kualitas akting seorang aktor , tapi sekarang untuk menemukan seorang aktor yang mempunyai kualitas acting yang mumpun sangat susah di temukan . kualitas pemeranan seorang aktor di atas pentas sangat di tunjang dari hal hal berikut :
Penampilan fisik
Penampilan fisik dari seorang aktor sangat menunjang kualitas keaktoran di mana struktur fisik yang baik ,gesture yang bagus ,tipe watak atau attitude sangat berpengaruh dan menunjang kualitas seorang aktor , dalam hal ini para aktor dengan penampilan yang biasa mengejar pelukisan kondisi fisik peranannya dengan berbagai cara yang meyakinkan , dengan cara tambal sulam melalui sikap/gestur dan teknik pemeranan. Seorang aktor perlu menjalani latihan latihan secara kontinyu atau berkelanjutan untuk bisa menjaga kelenturan kelenturan tubuhnya ,melatih vokalnya karena gerakan apapun yang di lakukan di atas pentas haruslah memberi kemungkinan bagi perkembangan daya kreatif aktor tersebut . Kemampuan aktor di batasi oleh kemampuannya menampilkan laku laku tertentu dalam hal bidang yang di kuasai maupun hanya sekedar tahu tentang bidang itu , seperti seorang yang tak bisa atau tidak tahu tentang silat tidak mungkin memainkankan peran sebagai seorang pendekar silat karena pasti merusak karakter peran yang ada dalam naskah lakon dan tentunya tidak meyakinkan penonton terhadap peran yang di mainkannya .
Hakikat seni peran adalah meyakinkan(make believe). Jika berhasil meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah di lakukan aktor adalah benar, paling tidak, itu sudah cukup.ada beberapa harga dari permainan , disamping yang meyakinkan (justified) dan benar itu, yakni pura pura, meniru, atau/dan tidak meyakinkan. Yang tidak meyakinkan , tentu kurang benar. Pura pura juga tidak baik, dalam hal meniru, jika meyakinkan tidak apa apa. Intinya, sekali lagi, permainan harus meyakinkan penonton[2]
Penampilan emosi dan intelegensi
Kekuatan emosi yang di bangun oleh seorang aktor sangat menunjukkan kualitas dari seorang aktor , aktor yang bisa mengontrol dan menghadirkan emosi yang sesuai dengan adegan akan memperoleh suatu pertunjukan yang bagus dan dapat meyakinkan penonton tentang adegan yang sedang di tampilkannya . Sikap/attitude, gesture, respons terhadap ucapan dan tekanan maupun reflex reflex terhadap suatu perubahan sangat erat dengan emosi dan intelegensi peranan, dan harus terpencar dalam membawakan lakunya . Karena itu secara logis pula seoran aktor harus memiliki penguasaan emosi dan intelektualitas yang tinggi minimal mampu mengekpresikan kedua unsur itu sesuai dengan tuntutan peran yang di bawakannya .
Tidak semua pemeran dapat membawakan segala macam peranan. Tapi seorang aktor dengan bantuan sutradara harus bisa menetukan standar kejelasan perwatakan peran peran yang di bawakannya. Seorang aktor pemula harus mengerahkan segala pengertian, kepekaan dan keterampilannya, ia tidak akan berhasil membawakan watak yang berada di luar acuan kemampuan emosi dan intelegensinya.[3]
Penampilan kata-kata dan dialog
Seorang aktor yang baik adalah aktor yang dapat mengontrol pengucapan kata kata atau dialog yang ada dalam naskah lakon dengan baik , ketepatan pengucapan dialog ,pengaturan intonasi dengan baik sangat menunjang sebuah pertunjukan karena sebuah kemampuan vokal yang baik bagi seorang aktor adalah syarat agar bisa memainkan peran secara proporsional. Dengan laku vokal, aktor di tuntut untuk dapat menyampaikan informasi perannya. Juga menampilkan gagasan menjadi perwujudan watak watak yang nyata, dalam penyampaian informasi atau gagasan di perlukan artiukulasi yang jelas sehingga penonton dapat mengerti terhadap apa yang di sampaikan oleh aktor tersebut.
Artikulasi merupakan alat paling ekspresif dari perasaan seorang aktor tentang suasana hati dan situasi sosial di sekitarnya. Di sini, hubungan antar otot dengan apa (what) yang di katakana dan bagaimana (how) mengatakannya, adalah satu kesatuan ekspresi gestur yang kompleks. Artikulasi bunyi yang di tampilkan oleh scenario adalah hal hal penting bagi aktor untuk memasuki seluk beluk karakter dan alur ceritanya. ( Bersambung )
https://www.google.co.id/amp/s/teatergadhang.wordpress.com/2017/08/24/mengetahui-tentang-aktor-dan-perannya/amp/
Pingin Tahu Mengenai Tentang Aktor Dan Perannya ?
Reviewed by Timexpose
on
April 01, 2018
Rating: