Kidung Margasmara : Pupuh IX Gandamayi

Sangkawi.com, SejarahBudaya -
Pupuh sembilan mengkisahkan Gandamayi (Pertapaan ; dekat makam Kebo-Ijo korban politik Perebutan kekuasaan Tumapel).
Gambar Istimewa
Kodung Margasmara : Rekontuksi Geografis

Kidung yang diyakini Nigel Bulough / Hadi Sidomulyo ini lebih tua dari kidung Panji yang lain, yang disanggit saat Majapahit hampir akhir (1453), kendati, baru disalin kemudian di Karangasem (Bali) pada th. 1811 M.

Naskah kidung tersebut Penulisnya memakai nama samaran ' Kemuling Rat Dyah Apeteng Raje'.
"Naskah Panji lain bahkan yang katanya Panji Mayor saya pikir itu ditulis paling kuno abad 16," jelas Hadi Sidomulyo yang diwawancarai TV Panji, saat Sewindu Borobudur Writers & Cultural Festival berlangsung (2/12).

Bahkan diwawancarai di waktu yang sama, arkeolog Dwi Cahyono menjelaskan, cerita Panji banyak di tulis masa Mataram Islam.
Pupuh 9 ini dinarasikan kisah Panji Margasmara di Gandamayi (orang awam menyebut Gandamayit), yaitu nama Pertapaan, tempat tinggal seorang nenek yang dianggap sakti.

Disitu dikisahkan, setelah hubungannya dengan Ken Candrasari diketahui oleh keluarga Adipati Singhasari, Panji mencari perlindungan di Gandamayi dan memohon restu dari sang nenek sakti.

Tidak lama kemudian ia menerima petunjuk melalui mimpi (pupuh 10).

Pada akhir cerita, Panji disebutkan kembali ke Gandamayi untuk sembahyang, setelah permohonannya terkabul.

Bukit Gandanayi terletak di timur-laut Singosari di desa Baturetno. Sampai sekarang tempat itu masih terkenal angker, bahkan di kaki bukit sebelah utara terdapat situs keramat yang menurut tradisi adalah makam Kebo Ijo, korban politik Singhasari yang dituduh membunuh Tunggul Ametung. (Par. 12: 10-29).

BACA JUGA ARTIKEL SEPUTAR SEJARAH DISINI 👍

Agaknya bukit Gandamayi dapat dihubungkan dengan Walandita dalam kisah Tantu Panggelaran (akan dikupas tersendiri-pen).

Petikan cerita, Dewi Uma dikutuk oleh Batara Guru (Siva) karena tingkah laku yang jahat terhadap Kumara, putranya sendiri. Dengan berbentuk Dewi Durga, ia pergi ke Walandita untuk mengubur rambut, darah dan sumsum Kumara, sebelum kemudian bertapa di bawah tanah.

Yang akhirnya membuat ia muncul kembali dalam rupa semula di Gunung Bret. Dan Gunung Bret masih ada sampai sekarang, letaknya hanya satu km di utara Gandamayi.

Sedangkan Walandita kini menjadi Blandit, sebuah dusun disebelah timur kedua bukit tersebut. Nama Walandit tercatat sebagai tempat suci, dalam beberapa prasasti, diantaranya yang menyebutkan adalah prasasti berasal dari daerah itu juga (Prasasti Walandit).

BACA JUGA ARTIKEL SEPUTAR BUDAYA KITA DISINI 👍

Pupuh 10, masih kisah Panji. 
Turen, adalah singgahan Panji dalam perjalanan ke selatan. Begitu juga dengan
Wilantik, juga merupakan persinggahan Panji dalam perjalanan ke selatan.
Sedang, Kayu Puring adalah Pertapaan (kahyangan) yang berada di sebelah selatan Turen, yang ada hubunganya dengan kisah perjalanan sang Panji.

Masih kisah panji, bahwasanya dari Gandamayi, Panji berjalan sendiri ke Selatan. Karena sang Panji, merasa tidak aman lagi di Singosari. Lagi pula bertepatan saat itu, kekasihnya sibuk persiapan perkawinan dengan Jaran Warida, dan rumahnya dijaga ketat.

Panji melewati Turen (sekarang 24 km dari kota Malang). Di Turen terdapat prasasti Katiden II, yang berangka tahun Saka 851/929 M.

Asal nama Turen adalah dari varian Turyyan, sebuah prasasti yang dikeluarkan mPu Sendok. Turen juga ditulis dalam Tantu Panggelaran sebagai Mandala (Pigeaut 1924: 120), dan dalam Pararaton disebut Turyantapada (7: 7-9, 28 : 13:34).

Singkat kisah, setelah meninggalkan Turen, Panji meneruskan perjalanan ke selatan melewati Wilantik (belum teridentifikasi oleh pelacakan Hadi Sidomulyo). Akan tetapi kemungkinan besar, jelas di bagian selatan kecamatan Turen sekarang.

Sampai pada akhirnya Panji tiba di sebuah pertapaan (katyangan), bernama Kayu Puring. Yang seharusnya juga terletak di selatan Kabupaten Malang.

Menariknya, bahwa diperhatikan, di Gedangan tepatnya di desa Sindurejo terdapat bukit bernama Gunung Puring, sekira kurang lebih 18 km dari Turen ke arah barat-daya.

Benar atau tidak keberadaan itu, Identifikasi masih memerlukan konfirmasi di lapangan.(*red/suwito)


* Dinukil dari makalah Hadi Sidomulyo, pada Seminar Naskah Kuno Nusantara dengan tema " Cerita Panji Sebagai Warisan Dunia".
 (28-29/10/2014).
Kidung Margasmara : Pupuh IX Gandamayi Kidung Margasmara : Pupuh IX Gandamayi Reviewed by Timexpose on Desember 17, 2019 Rating: 5